
Krembangan — Pemerintah Kalurahan Krembangan menggelar musyawarah yang dilaksanakan pada Jumat malam, tanggal 2 Mei 2025 pukul 20.00 WIB, bertempat di Balai Kalurahan Krembangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali sejarah Kalurahan Krembangan serta menentukan hari jadi resmi kalurahan sebagai bentuk pelestarian nilai sejarah dan penguatan identitas lokal.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kalurahan Krembangan menerapkan metode yang sederhana namun komprehensif. Tiga pendekatan utama digunakan, yaitu:
- Penggalian informasi dari keluarga atau ahli waris pejabat Lurah pertama
- Studi pustaka dari arsip milik Pura Pakualaman Yogyakarta
- Pengumpulan informasi lisan dari para sesepuh atau pelaku sejarah masyarakat Krembangan
Musyawarah ini dihadiri oleh Lurah dan seluruh Pamong Kalurahan Krembangan, Ketua beserta anggota Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPKal), Babinsa Krembangan, serta para tokoh masyarakat dan sesepuh Kalurahan Krembangan.
Musyawarah diawali dengan penyampaian cerita tentang asal usul/sejarah Kalurahan Krembangan dari para sesepuh.
Bapak Sunardi dari Padukuhan Gesikan menyampaikan bahwa Lurah pertama Kalurahan Krembangan adalah Bapak So Redjo, yang merupakan ayah dari Lurah ke-2 Bapak Tjipto Rahardjo. Berdasarkan cerita yang didengarnya sejak lama, Lurah So Redjo diperkirakan menjabat pada era tahun 1910-an.
Sementara itu, Bapak Suwito Diharjo dari Padukuhan Ngireng-ireng memperkuat pernyataan tersebut. “Midherek ngendikanipun para sepuh, sakderengipun tahun kalihdasa gangsal (1925) menika Bulak Krembangan menika dipun tanemi tebu, lajeng menika dipun kaitaken kaliyan sesepuh rumiyin ‘tlatah iki tak jenengi Desa Krembangan jaman tahun selawe (25) jaman lobang, jaman tebu’. Saklajengipun kaitanipun Lurah, leres ingkang pun ngendikakaken Bapak Sunardi. Inggih menika Mbah So Redjo”.
Setelah dilakukan penggalian tentang asal-usul/sejarah Kalurahan Krembangan, dilakukan juga pemaparan dari hasil studi pustaka dari Arsip Pura Pakualaman Yogyakarta. Pemerintah Kalurahan Krembangan telah menemukan tiga dokumen penting yang memperkuat eksistensi Desa Krembangan sejak awal abad ke-20 :
- Surat tanggal 30 November 1893.
Surat dari Bupati Adikarta, Tumenggung Sasradigdaya kepada Ki Lurah BRMT Ritmister Harya Jayengharja, Bupati Patih Dalem Pakualaman, perihal pembuatan saluran pembuangan air oleh Tuwan Ep. A. Yuh, Karena perkebunan di Pegunungan Wonosari terendam air ketika hujan.
- Surat tanggal 11 Desember 1893.
Surat dari Bupati Adikarta, Tumenggung Sasradigdaya kepada Ki Lurah BRMT Ritmister Harya Jayengharja, Bupati Patih Dalem Pakualaman, perihal permintaan Tuwan Pan Der Pales untuk membuat selokan sebagai pengantisipasi air selokan kikis yang memasuki Dusun Sungapan.
- Surat No. 60/B tanggal 5 Mei 1917.
Surat dari Regent Patih Pakualaman Raden Mas Tumenggung kepada Regent Adikarta di Bendungan perihal pengiriman piagam seorang Atmokario Bekel Desa Krembangan, bawah Onderneming Sewoe Galoer, mutatie no 5 tahun 1917.
Berdasarkan informasi lisan dari para sesepuh, keterangan dari keluarga pejabat Lurah pertama, dan bukti arsip tertulis, seluruh peserta musyawarah menyepakati bahwa tanggal 5 Mei 1917 akan ditetapkan sebagai Hari Jadi Kalurahan Krembangan. Tanggal ini dipilih karena merupakan dokumen tertua yang secara eksplisit menyebutkan Desa Krembangan, dan belum ditemukan dokumen lain sebelum tahun 1917 yang menyebutkan keberadaan desa ini secara jelas.
Selanjutnya, Pemerintah Kalurahan Krembangan akan segera mengajukan penetapan resmi Hari Jadi Kalurahan untuk ditetapkan secara hukum dan administratif sehingga untuk kegiatan perayaan seperti merti kalurahan bisa diselenggarakan secara rutin sebagai wujud syukur dan pelestarian budaya.
Musyawarah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat jati diri Kalurahan Krembangan, dengan harapan sejarah yang terpelihara dapat menjadi sumber inspirasi generasi mendatang.
