
Krembangan - Pada hari Sabtu, 8 Februari 2025, pengurus Desa Wisata Krembangan melaksanakan rapat koordinasi yang bertempat di Pendopo H Sugiri, yang terletak di sebelah barat lapangan Krembangan. Rapat dimulai pada pukul 20.00 WIB dan berakhir pada pukul 23.30 WIB.
Inti dari rapat ini adalah membahas beberapa hal penting terkait pengembangan Desa Wisata Krembangan, diantaranya mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) desa wisata, desain logo, filosofi logo, serta paket-paket kegiatan yang akan ditawarkan kepada wisatawan. Rapat ini bertujuan untuk memperjelas arah pengelolaan dan branding Desa Wisata Krembangan agar lebih terstruktur dan menarik bagi pengunjung.
Salah satu agenda utama rapat adalah pembahasan tentang AD ART yang akan menjadi dasar aturan operasional dan pengelolaan Desa Wisata Krembangan. AD ART ini penting sebagai pedoman dalam menentukan kegiatan dan pengelolaan yang akan dilakukan oleh pengurus desa wisata. Seluruh pengurus desa wisata sepakat untuk mengembangkan aturan yang jelas, transparan, dan bisa dijalankan oleh seluruh elemen masyarakat di Kalurahan Krembangan.
Agenda berikutnya adalah pembahasan logo untuk Desa Wisata Krembangan yang akan menjadi simbol utama desa wisata ini. Logo yang disepakati oleh pengurus desa wisata diambil dari beberapa elemen yang memiliki keterkaitan erat dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Kalurahan Krembangan. Elemen-elemen tersebut adalah Goa Kebon, sawah, dan air. Goa Kebon sebagai salah satu objek wisata yang terkenal di Kalurahan Krembangan menjadi simbol kekayaan alam yang perlu dilestarikan. Sementara itu, sawah menggambarkan kehidupan agraris masyarakat yang menjadi sumber penghidupan utama mereka, serta air yang melambangkan kesejahteraan dan kelestarian alam yang harus dijaga.
Salah satu keputusan penting yang diambil dalam rapat ini adalah penetapan nama branding untuk Desa Wisata Krembangan, yaitu "Dewi Rembang". Nama ini diambil dari sejarah panjang Kalurahan Krembangan yang pada zaman dahulu dikenal dengan aktivitas "rembang tebu" oleh masyarakat setempat. Proses rembang tebu yang dilakukan secara tradisional menjadi ciri khas kalurahan ini, mencerminkan kearifan lokal yang melekat erat dengan masyarakat.
Selain itu, nama "Dewi Rembang" juga diusulkan oleh Bapak Ngadimun, S.Pd., yang menambahkan bahwa sejarah Kalurahan Krembangan juga mencatat peran penting dari Mbah Soleh, seorang tokoh yang dianggap sebagai cikal bakal Kalurahan Krembangan. Mbah Soleh dikenal sebagai sosok yang memimpin upaya pembabatan alas (hutan) di sekitar Krembangan. Beberapa tahun lalu, makam Mbah Soleh ditemukan, dan ternyata, beliau memiliki istri bernama Nyi Rembang. Berdasarkan cerita tersebut, nama "Dewi Rembang" dinilai sangat tepat untuk digunakan sebagai identitas Desa Wisata Krembangan, mengingat sejarah tersebut memiliki hubungan erat dengan perkembangan kalurahan.
Rapat juga membahas rumusan berbagai jenis paket kegiatan yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan. Paket-paket tersebut akan menggambarkan keberagaman budaya, alam, dan kehidupan masyarakat Desa Wisata Krembangan. Kendati demikian perumusan paket-paket wisata belum selesai dalam rapat malam tersebut karena pengembangan paket wisata yang efektif memerlukan waktu, riset, dan kolaborasi yang mendalam antara pengurus desa wisata, masyarakat setempat, serta pihak-pihak terkait lainnya. Proses perumusan ini melibatkan analisis terhadap potensi alam, budaya, dan sumber daya lokal yang ada di kalurahan, serta pemahaman terhadap kebutuhan dan preferensi wisatawan. Selain itu, setiap paket wisata harus dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak positif bagi perekonomian lokal. Oleh karena itu, rapat koordinasi yang lebih lanjut dan diskusi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa paket wisata yang dirancang benar-benar sesuai dengan karakteristik kalurahan dan dapat memberikan pengalaman yang menarik serta bermanfaat bagi pengunjung.