Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo kembali menyelenggarakan Sambanggo (Sambang Kulon Progo), sebuah program tahunan yang mendapat dukungan pendanaan dari Dana Keistimewaan DIY. Program ini bertujuan untuk menggerakkan sektor pariwisata melalui kunjungan langsung ke desa-desa wisata serta menghadirkan berbagai kegiatan yang melibatkan warga, pelaku usaha, dan pengelola destinasi setempat.
Pada tahun 2025, Kalurahan Krembangan menjadi salah satu lokasi terpilih penyelenggaraan Sambanggo. Kegiatan dipusatkan di Bumi Perkemahan Goa Kebon, bekerja sama dengan Pengurus Desa Wisata Krembangan, Pokdarwis, serta warga masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut. Kehadiran Sambanggo di Krembangan menjadi momentum penting untuk mengangkat potensi lokal sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata Kalurahan Krembangan.
Rangkaian Kegiatan Sambanggo 2025
1. Kerja Bakti Bersama — Sabtu, 29 November 2025
Kegiatan dimulai dengan kerja bakti bersama di area Bumi Perkemahan dan Objek Wisata Goa Kebon. Pengelola desa wisata, Pokdarwis, dan masyarakat turun langsung untuk membersihkan area, memperbaiki fasilitas, dan menata lingkungan agar siap digunakan untuk acara puncak. Gotong-royong ini memperlihatkan kekompakan warga dalam menyambut kegiatan skala kabupaten.
2. Senam Massal — Minggu, 30 November 2025, pukul 07.00 WIB
Acara puncak Sambanggo dibuka dengan kegiatan senam massal yang berlangsung meriah. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh
Bupati Kulon Progo, Dr. R. Agung Setyawan, S.T., M.Sc., M.M.,
beserta Wakil Bupati Kulon Progo H. Ambar Purwoko, A.Md dan Plt Kepala Dinas Pariwisata Kab. Kulon Progo Sutarman, S.STP., M.Eng. beserta jajaran instansi terkait.
Antusias masyarakat terlihat sangat tinggi. Sebanyak 1.000 tiket senam ludes terjual bahkan masih kurang, karena masih banyak permintaan dari warga yang ingin ikut serta. Kehadiran masyarakat dari berbagai kalangan menambah semarak suasana dan menunjukkan tingginya minat terhadap kegiatan berbasis komunitas seperti Sambanggo.
3. Talkshow
Setelah kegiatan senam, berlangsung acara talkshow dengan menghadirkan narasumber Anna Tri Astuti yang merupakan Praktisi Bhumi Mataram Journey dan Dr. Ahmad Athoillah pengajar sejarah fakultas ilmu budaya UGM, dengan tema "Kearifan lokal sebagai daya tarik utama : Membangun Desa Wiata yang berakar budaya" masing masing mengungkap keunikan dan harta karun kearifan lokal yang dapat disusun menjadi dasar pengembangan storynomics tourism.
4. Lomba Mewarnai Anak (PAUD, TK, SD)
Sementara talkshow berlangsung di area lapangan, kegiatan edukatif dan kreatif digelar di Pendopo Bumi Perkemahan. Lomba mewarnai untuk jenjang PAUD, TK, dan SD diselenggarakan untuk memberikan ruang bagi anak-anak dalam berkarya serta memperkenalkan lingkungan wisata sejak dini. Suasana pendopo penuh warna dengan ratusan anak yang antusias mengikuti perlombaan.
5. Pentas Seni Jathilan
Pada siang harinya, kegiatan dilanjutkan dengan pentas seni Jathilan dari kelompok
Beksa Mudha Wiratama asal Kepuh Kidul Krembangan.
Pertunjukan ini menarik perhatian pengunjung sekaligus menjadi ajang pelestarian seni budaya lokal. Masyarakat menyambut hangat penampilan para penari yang tampil energik dan atraktif, memperkuat identitas budaya Kulon Progo sebagai daya tarik wisata.
Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal
Pelaksanaan Sambanggo tidak hanya memeriahkan kawasan wisata, tetapi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. UMKM lokal bergerak aktif, mulai dari pedagang makanan, minuman, hingga produk kerajinan. Ramainya kunjungan membuat banyak warga dapat merasakan manfaat langsung dari kegiatan ini.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pengelola wisata, dan masyarakat mampu menciptakan momentum ekonomi yang positif.
Harapan Bupati Kulon Progo
Dalam sambutannya, Bupati Kulon Progo menyampaikan harapan bahwa kegiatan Sambanggo dapat menjadi pemicu semangat bagi Desa Wisata Krembangan untuk terus mengembangkan potensi lokal. Dengan penguatan destinasi wisata, diharapkan perputaran ekonomi UMKM dan masyarakat sekitar dapat semakin meningkat.
Beliau menegaskan bahwa kegiatan seperti Sambanggo selaras dengan upaya pengembangan pariwisata berbasis komunitas, dimana masyarakat tidak hanya menjadi pengunjung, tetapi juga pelaku utama pembangunan wisata. Namun, intervensi kebijakan dari Pemerintah tetap dibutuhkan agar segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata ini tidak berjalan datar dan biasa saja.
Penutup
Kegiatan Sambanggo 2025 di Kalurahan Krembangan menjadi bukti bahwa sinergi dan partisipasi warga dapat menghidupkan potensi wisata secara signifikan. Dalam kesempatan ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo juga memberikan dukungan berupa bantuan perlatan kebersihan dan penunjang wisata. Dengan dukungan pemerintah dan Dana Keistimewaan, harapannya Goa Kebon dan seluruh kawasan wisata di Krembangan dapat semakin dikenal, dikunjungi, dan memberi manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.