KabarKrembangan – Rusaknya jalan ruas Cerme – Demangan yang merupakan jalan Kabupaten penghubung lima Kalurahan (Gotakan, Cerme, Krembangan, Demangrejo, Bumirejo) dari tiga Kapanewon (Panjatan, Sentolo, Lendah) dalam beberapa hari ini cukup mendapatkan perhatian serius dari warga masyarakat. Hal ini bermula dari viralnya foto dan video di media lokal maupun nasional tentang pemasangan banner/spanduk di sepanjang jalan ruas Cerme - Demangan yang berisi protes/sindiran atas kondisi ruas jalan tersebut.
Mengetahui hal ini, Pemerintah Kalurahan Krembangan berupaya untuk meredam gejolak yang mungkin timbul akibat dari viralnya konten kondisi ruas jalan Cerme - Demangan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar Audiensi antara warga terdampak dengan instansi terkait selaku penentu kebijakan dan pengelola ruas jalan Kabupaten. “Hal ini bertujuan agar warga terdampak mendapatkan informasi yang lengkap dan valid terkait progres usulan perbaikan jalan yang selama ini belum dapat direalisasikan” ungkap Samiran Lurah Krembangan.
Kegiatan Audiensi telah dilaksanakan pada hari Kamis 8 Agustus 2024 bertempat di Pendopo Kalurahan krembangan dengan kondusif dan aman. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari BAPPEDA Kulon Progo (Eko Susanto, S.T., M.T. Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah), DPUPKP Kulon Progo (Bani Setiawan, S.T.), DPRD Kulon Progo (Drs. Suharto), Panewu Panjatan, Kapolsek Panjatan, Danramil Panjatan, Lurah Gotakan, Lurah Cerme, Lurah Krembangan, Lurah Demangrejo, Lurah Bumirejo, dan perwakilan Tokoh Masyarakat terdampak.
Dalam Audiensi tersebut, perwakilan dari warga, Agus Riyanto menuturkan bahwa mereka tidak ingin mencari kambing hitam yang mengakibatkan kondisi ruas jalan Cerme - Demangan seolah dibiarkan rusak selama kurang lebih 10 tahun. Mereka juga tidak menampik bahwa upaya perbaikan dari Pemerintah Kabupaten pernah dilakukan, namun mengingat kondisi jalan yang sudah lama rusak parah, mestinya jalan itu dibangun ulang, bukan sekedar ditambal/ diurug yang jelas tidak akan bertahan lama. Salah satu faktor penting dari aksi warga ini tidak lain karena masalah keselamatan berkendara, sudah banyak korban yang jatuh akibat dari rusaknya jalan ruas Cerme – Demangan. Selanjutnya, dirinya juga memaparkan bahwa pada tahun 2021 warga Krembangan sudah berupaya patungan untuk melakukan perbaikan jalan, hal ini merupakan bentuk keprihatinan masyarakat mengingat kondisi jalan yang membahayakan jika dibiarkan.
Menanggapi hal tersebut, Eko Susanto, S.T., M.T. selaku Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah BAPPEDA Kulon Progo menyampaikan bahwa keterbatasan anggaran dari Pemerintah memang menjadi masalah utama dalam hal Pembangunan Infrastruktur. Namun beliau mengungkapkan bahwa usulan untuk ruas jalan Cerme – Demangan akan menjadi prioritas dalam DAK (Dana Alokasi Khusus) Tahun 2025.
Dalam kesempatan yang sama, selaku perwakilan dari DPRD Kulon Progo Drs. Suharto menyampaikan permintaan maaf atas aspirasi masyarakat yang selama ini belum terealisasi, senada dengan perwakilan dari BAPPEDA, keterbatasan anggaran menjadi alasan utama.
Ruas Cerme – Demangan dengan panjang kurang lebih 3 Km, setidaknya membutuhkan anggaran 15 Miliar untuk penanganannya. Sebagai salah satu Kalurahan terdampak, Warga dan Pemerintah Kalurahan Krembangan sebenarnya telah melakukan upaya sesuai regulasi, baik mulai dari memunculkan usulan ditingkat musdus sampai dengan tingkat musrenbang Kapanewon, maupun melalui proposal.
"Alhamdulillah audensi yg di selenggarakan pemkal Krembangan bisa memberikan kepastian waktu di perbaikinya ruas jalan cerme Demangan yg sangat di tunggu semua warga.
"untuk lebih baiknya karena jalan itu kiri kanan adalah sawah harus di gali ulang, padatkan, dicor dengan tulang besi yang baik lalu aspal agar tidak cepat rusak, mungkin biaya akan lebih banyak tapi yang masyarakat harapkan bukan pekerjaan jalan yang terus menerus melainkan jalan yang benar2 di pikirkan jangka panjangnya