Krembangan – Kecakapan berkomunikasi di depan khalayak ramai tentunya tidak bisa dimiliki oleh setiap orang, tapi bukan berarti hal itu tidak dapat dipelajari. Selain berbekal rasa percaya diri, untuk mencapai tahap mahir dalam berbicara di depan khalayak ramai butuh dilakukan latihan berulang kali diimbangi dengan penambahan perbendaharaan kata dan sikap yang baik. Dengan semakin banyaknya perbendaharaan kata yang dimiliki soleh seseorang, tentunya akan semakin menunjang rasa percaya diri apabila dibutuhkan untuk berbicara dengan orang yang banyak.
Di era modern seperti saat ini, kecakapan berbicara menggunakan Bahasa Jawa yang baik dan benar sudah sangat sedikit ditemukan. Dalam prakteknya banyak ditemui penggunaan kata yang sebenarnya masih kurang sesuai bahkan memiliki arti yang berbeda. Hal ini yang mendasari Pemerintah Kelurahan Krembangan mengadakan kegiatan Pelatihan Panatacara Ngagrak Yogyakarta.
Kegiatan Pelatihan Panatacara Ngagrak Yogyakarta dilaksanakan pada Selasa, 9 Juli 2024 bertempat di Ruang Rapat Kalurahan Krembangan dengan menghadirkan narasumber dari Paguyuban Panatacara Yogyakarta cabang Kulon Progo (PPY KP). Peserta pelatihan terdiri atas unsur Pamong terutama Dukuh, dan beberapa perwakilan unsur masyarakat dari RT/RW serta karang taruna.
Wahudi selaku narasumber memberikan contoh kata-kata yang biasanya salah digunakan oleh pembawa acara, salah satunya adalah mriki, ngriki, riki. Mriki berarti mrene (kesini) sedangkan riki berarti kene (disini). Maka dari itu jika digunakan dalam kalimat adalah ‘Kula ing riki minangka panatacara…’ Kemudian disampaikan juga biasanya pembawa acara salah dalam membacakan susunan acara, sebagai contoh acara pertama biasanya banyak orang memakai kata sepindah. Kata sepindah tidak tepat digunakan, bisa diganti dengan kaping sepisan.
“Salajengipun nyuwun sewu kula minangka panatacara kepareng ngaturaken urut-urutaning acara wonten ing kalodhangan dalu punika. Inggih punika acara ingkang sepisan pambuka, dene pambagyoharjo saking Bapak … minangka acara ingkang angka 2 (kalih). Acara ingkang angka 3 (tiga) inggih menika arisan, lan saklajengipun.” papar Wahudi.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan menambah wawasan bagi para peserta sehingga nanti memudahkan praktek menjadi panata acara dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat.